Bandar Lampung, – Tim Krakatau FC Universitas Teknokrat Indonesia berhasil meraih juara nasional Kontes Robot Sepak Bola Indonesia yang diselenggarakan Puspresnas Kemendikbud, tanggal 21 November 2020. Universitas Teknokrat Indonesia meraih Juara 2 Kategori Lomba Lari setelah mengalahkan Tim Ichiro dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya di babak semifinal. Selain itu Tim Teknokrat juga menjadi Juara 3 Kategori Lomba Menggiring Bola setelah mengungguli Tim Balerang FC dari Politeknik Negeri Batam.
Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Teknokrat Indonesia Dr. H. Mahathir Muhammad, SE., MM. mengatakan, “Tim Krakatau FC berhasil mendapatkan juara nasional tersebut, setelah mengalahkan 15 universitas dari seluruh Indonesia,” ujarnya, Senin 23 November 2020.
Pada ajang kejuaraan nasional yang digelar secara daring oleh ITB dan Kemdikbud RI tersebut Tim Krakatau FC berhasil lari dengan cepat mengungguli Robot humanoid lain pada saat menyusuri medan perlombaan, dan berhasil menggiring bola dengan cepat ketika menggiring bola. Kemudian ketika kerjasama robot, berhasil cepat membuat bola gol ke gawang.
Mahathir dan Tim Krakatau FC merasa bersyukur bisa mendapatkan juara nasional. Apalagi Kontes Robot Sepak Bola Indonesia tahun ini bisa dikatakan tidak mudah karena dilakukan secara online. Hal itu membuat beberapa kendala, salah satunya gangguan sinyal, yang membuat instruksi dari juri, seperti instruksi play (yang artinya mulai) terlambat diterima, dan akhirnya robot terlambat jalan. Tapi untuk robotnya sendiri tidak ada kendala. Sebab sebelum Kontes Robot Sepak Bola Indonesia berlangsung, robot sudah dipersiapkan dengan maksimal.
Pembimbing Tim Krakatau FC , Maulana Aziz mengatakan, ada 4 robot yang diikutkan dalam Kontes Robot Sepak Bola Indonesia. Terdiri dari 3 robot regenerasi, dan 1 robot baru. Demi bisa mempersiapkan 4 robot tersebut, Tim Krakatau FC sampai harus menginap dan begadang dilaboratorium. Kalau robot regenerasi, persiapan tidak lama. Kurang dari satu minggu robot itu sudah selesai.
“Paling lama adalah mempersiapkan robot baru. Pembuatannya saja butuh waktu 1,5 bulan. Pembuatan yang paling lama adalah rangkanya. Satu bagian rangka bisa berjam-jam, dan kalau gagal harus diulang lagi dari awal,” kata Maulana. Pengulangan pembuatan juga harus dilakukan ketika sedang membuat rangka, tiba-tiba mati lampu, karena setelah lampu hidup kembali pembuatan rangka tidak bisa dilanjutkan.
Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr. HM Nasrullah Yusuf, SE., MBA. mengungkapkan rasa syukurnya atas diraihnya juara nasional Kontes Robot Sepak Bola Indonesia.
“Juara nasional ini membuktikan, meskipun sedang ada pandemi covid-19, semangat untuk meraih prestasi tidak surut. Saya berharap kedepannya semangat ini bisa terus terjaga,” ujar Nasrullah. Juara nasional ini bukan yang pertama kali diraih Universitas Teknokrat Indonesia, karena setiap tahunnya Universitas Teknokrat Indonesia selalu mendapatkan juara nasional.
Persiapan untuk mengikuti kejuaraan nasional sangat matang. Seperti pelatihan dan karantina. Khusus tahun ini karantina dilakukan terbatas karena ada pandemi COVID-19. “Saya berpesan kepada semua mahasiswa, terus pertahankan gelar juara nasional. Kita pasti bisa, Kuncinya tetap semangat, disiplin, dan terus berjuang,” ucap Nasrullah.