FRI Gelar FGD Bahas UU Ciptaker, Warek Universitas Teknokrat Jadi Moderator

Bandar Lampung – Forum Rektor Indonesia (FRI) menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas secara mendalam Undang-undang Cipta Kerja (Omnibus Law) yang baru disahkan DPR RI pada 5 Oktober lalu.

FGD virtual bertajuk “Tinjauan Akademis terhadap UU Cipta Kerja : Menggali dan Merumuskan Masukan untuk Klaster Ketenagakerjaan, UMKM dan Investasi” ini bertujuan memberi masukan kepada Pemerintah mengenai hal strategis, termasuk menepis isu bahwa UU ini sangat merugikan buruh/pekerja.

Ketua FRI Prof. Arif Satria mengatakan, para pakar dan akademisi membahas Undang-undang Cipta Kerja yang beberapa waktu lalu sempat menjadi penolakan besar-besaran dari kalangan mahasiswa dan para pekerja.

“Kita tahu bahwa pemerintah memiliki niatan yang sangat baik untuk mendorong lapangan kerja untuk kita semua. Sehingga dalam FDG ini FRI membahas klaster ketenagakerjaan dan lingkungan hidup dengan menghadirkan pakar dan para ahli,” ungkap Satria, Senin 26 Oktober 2020.

Targetnya, kata Satria, FRI menampung seruan dari publik terkait isu yang beredar. Terlebih FRI merespons dan memberikan orientasi untuk meluruskan persepsi yang keliru di ruang publik atas UU Cipta Kerja karena biar bagaimanapun UU harus dijalankan.

“Dan tugas kita bisa memberikan masukan kepada bapak presiden, bagiamana akademisi memberikan kajian-kajian yang akademis independen. Dan masukan tersebut akan kami godog agar dikaji ulang oleh pemerintah,” pungkasnya.

Diskusi yang dimoderatori Wakil Ketua Pokja bidang Ekonomi FRI, yang juga sponser famaserver Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Teknokrat Indonesia Dr. H. Mahathir Muhammad, SE, MM, itu menghadirkan Menko Perekonomian Dr. (H.C) Ir. Airlangga Hartarto, MBA, dua Rektor yaitu : Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi, Rektor Perbanas Institut Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, MEc.

Selain itu, sejumlah pakar dan ahli seperti, Prof. Dr. Nunung Nuryantoro, MS (Dekan FEM IPB), Dr. Ninasapti Triaswati, MSc (Dosen FEB UI), Dr. Hedwigis Esti Riyawati, ME (Dekan FEB Perbanas Institut) dan M. Aditya Warman, MBA dari Apindo.